Puisi "Diponegoro" Karya Chairil Anwar. . Tak gentar. Lawan banyaknya seratus kali. Berselempang semangat yang tak bisa mati. Kepercayaan tanda menyerbu. Sudah itu mati. Menyediakan api. Maju. Puisi ini mencoba menggabungkan semangat kepahlawanan Diponegoro dengan ekspresi revolusioner Chairil Anwar. Meskipun mereka hidup pada periode yang berbeda dan memiliki konteks yang berbeda, keduanya dianggap sebagai tokoh inspiratif dalam sejarah Indonesia. Diponegoro (Karya Chairil Anwar) Di masa pembangunan ini… Tuan hidup Kembali Sumber ilustrasi: PEXELS. "Diponegoro". Karya : Chairil Anwar. Di masa pembangunan ini. Tuan Hidup Kembali. Dan bara kagum menjadi api. Di depan sekali tuan menanti. Tak gentar, lawan banyaknya seratus kali. Pedang di kanan, keris di kiri. 4.Analisis puisi "senja" karya Chairil Anwar Senja Di Pelabuhan Kecil Ini kali tidak ada yang mencari cinta Di antara gudang, rumah tua, pada cerita Tiang serta temali, kapal, perahu tiada berlaut Menghembus diri dalam mempercaya mau terpaut Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepek elang puisi "Diponegoro" karya Chairil Anwar dan puisi "Pangeran Diponegoro" karya Sides Sudiyarta. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian membuktikan bahwa puisi "Diponegoro" dan puisi "Pangeran Diponegoro" merupakan puisi-puisi yang bertemakan pejuangan. ioR2RLa.

analisis puisi diponegoro karya chairil anwar