Hasyim Asy'ari itu menjadi bukti tak terbantahkan betapa ia memang merupakan seorang ulama sam mujtahid yang telah banyak mengahasilkan berbagai warisan tak ternilai, baik dari segi keilmuan maupun dari segi keorganisasian seperti halnya NU. Setibanya di sana, awalnya KH Hasyim Asy'ari mengaji Shahih Bukhori di bawah bimbingan Syaikh Mahfudz dari Tremas (Pacitan). Sejak itulah, KH Hasyim Asy'ari mulai mencintai hadits, sekaligus mendalami ilmu tasawuf serta tarekat qadiriyah dan naqsabandiyah. 18 Hyung-Jun Kim, "Praxis andReligious Authority in Islam: The Case of Ahmad Dahlan, Founder of Muhammadiyah," dalam Studia Islamika, Vol. 17, No. 1, 2010, Ahmad Khoirul Fata & M Ainun Najib, "Kontekstualisasi Pemikiran KH. Hasyim Asy'ari tentang Persatuan Umat Islam," dalam MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, Vol. 38, No. 2, 2014, Ja KH. HASYIM ASY'ARI, SANG PEMILIK SANAD KITAB SHOHIH BUKHORI & MUSLIM. Pendiri Nahdlatul Ulama KH Muhammad Hasyim Asy'ari dijelaskan dalam buku Hadratussyaikh Hasyim Asy'ari: Moderasi, Keumatan, Kebangsaan (Zuhairi Misrawi, 2010) merupakan pemilik sanad Kitab Hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy'ari adalah orang pertama yang menyelenggarakan kajian hadits dan juga tradisi sanad di Indonesia. Demikian sebagaimana pernah dijelaskan KH M Tolchah Hasan dalam suatu kesempatan bedah pemikiran KH Hasyim Asy'ari di Universitas Islam Malang pada tahun 2014. DK9b. As-sanadu minad dîn. Sanad adalah bagian dari agama. Jika saja tiada sanad maka seseorang bisa berpendapat semaunya. Demikianlah pendapat Abdullah bin Mubarak. Jadi sanad inilah yang membedakan antara keilmuan agama Islam dan keilmuan awal masa perkembangan Islam, sanad diberlakukan hanya dalam periwayatan Al-Qur’an dan Hadits. Namun pada masa belakangan, sanad juga digunakan dalam periwayatan kitab-kitab karya ulama Muhammad Hasyim Asy’ari adalah orang pertama yang menyelenggarakan kajian hadits dan juga tradisi sanad di Indonesia. Demikian sebagaimana pernah dijelaskan KH M Tolchah Hasan dalam suatu kesempatan bedah pemikiran KH Hasyim Asy’ari di Universitas Islam Malang pada tahun Tolchah juga menjelaskan, KH Hasyim Asy’ari membawa tradisi sanad ini dari Syekh Mahfud Termas. Kita mengetahui bahwa Syekh Mahfud Termas, sebagaimana dijelaskan sejarawan Abdurrahman Mas’ud dalam bukunya “Intelektual Pesantren”, adalah pemegang sanad terakhir the last link demikian, bukan berarti bahwa KH Hasyim Asy’ari hanya mendapatkan sanad Sahih Bukhari saja dari Syekh Mahfud, melainkan juga sanad Kutubus Sittah. Juga sanad kitab-kitab lain termasuk kitab-kitab fiqih Madzahib Arba’ah Mazhab Empat. Jadi pantaslah jika Nahdlatul Ulama menyatakan dirinya bermazhab kepada salah satu imam ini kami sajikan sanad kitab Sunan Abi Dawud yang ditulis oleh Al-Imam Al-Hafidh Abi Dawud Sulaiman bin Asy’ats As-Sajistani radliyallahu anhu. Kitab ini juga adalah salah satu kitab yang banyak dikaji di KIfâyatul Mustafid li Mâ alâ minal Asânid karya Syekh Mahfudh At-Tirmisi memaparkan rantai sanad tersebut. Terkait kitab Sunan Abi Dawud, KH Hasyim Asy’ari mendapatkan hadits dan ijazahnya dariSyekh Mahfudh At-Tirmisi, beliau mendapatkan dariSyekh Sayyid Muhammad Amin Al-Madani, beliau mendapatkan dariSyekh Abdul Ghani bin Abi Sa’id Al-Umari w. 1296 H, beliau mendapatkan dariSyekh Abid Al-Anshari w. 1257 H, beliau mendapatkan dariSayaikh Abdirrahman bin Sulaiman Al-Ahdal 1250 H, beliau mendapatkan dariAyahnya, yiatu Sayyid Sulaiaman bin Yahya Al-Ahdal 1197 H, beliau mendapatkan dariSayyid Ahmad bin Maqbul Al-Ahdal w. 1163 H, beliau mendapatkan dariSayyid Yahya bin Umar Al-Ahdal w. 1147 H, beliau mendapatkan dariSayyid Abi Bakar bin Ali Al-Ahdal, beliau mendapatkan dariSayyid Yusuf bin Muhammad Al-Ahdal, beliau mendapatkan dariSayyid Thahir bin Husain Al-Ahdal, beliau mendapatkan dariAl-Hafidh Abdurrahman bin Ali Ad-Dayba’ As-Syaibani, beliau mendapatkan dariAz-Zain As-Syarji, beliau mendapatkan dariSulaiman bin Ibrahim Al-Alawi, beliau mendapatkan dariAli Abi Bakar bin Syaddad, beliau mendapatkan dariAbil Abbas Ahmad bi Abil Khair As-Syamakhy, beliau mendapatkan dariAyahnya, yakni Syekh Abil Khair As-Syamakhi beliau mendapatkan dariSulaiman bin Aqil Al-Asqalani, beliau mendapatkan dariNashr bin Abil Faraj, Al-Hashari, beliau mendapatkan dariAn-Naqib Abi Thalib ibn Zaid Al-Alawi, beliau mendapatkan dariAbi Ali At-Tustari, beliau mendapatkan dariAl-Qasim bin Ja’far Al-Hasyimi, beliau mendapatkan dariAbi Ali Muhammad bin Ahmad Al-lu’lu’iy, beliau mendapatkan dariAl-Imam Al-Hafidh Abi Dawud Sulaiman bin Al-Asy’ats As-Sajistani. Penyusun kitab Sunan Abi Ahmad Nur Kholis, Alumni Pascasarjana Universitas Islam Malang Unisma Sanad keilmuan KH Hasyim Asy’ari adalah sesuatu yang sangat penting bagi para santri di Indonesia. KH Hasyim Asy’ari merupakan salah satu ulama besar dari Nahdlatul Ulama yang memiliki banyak pengikut. Sanad keilmuan ini merupakan pengakuan dari para ulama terdahulu bahwa KH Hasyim Asy’ari memiliki pengetahuan yang cukup dan mumpuni di bidang agama. Siapa KH Hasyim Asy’ari? KH Hasyim Asy’ari lahir pada tanggal 10 Februari 1871 di Desa Gedang, Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan putra dari KH As’ad Syamsul Arifin, seorang ulama terkemuka di Jombang pada zamannya. Pada usia 15 tahun, KH Hasyim Asy’ari mulai menuntut ilmu agama di bawah bimbingan ayahnya. Pada tahun 1899, KH Hasyim Asy’ari mendirikan pesantren Tebuireng di Jombang. Pesantren ini kemudian menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia. Selain sebagai seorang ulama, KH Hasyim Asy’ari juga aktif dalam pergerakan nasional Indonesia. Sanad Keilmuan Sanad keilmuan adalah suatu sistem pengakuan yang digunakan oleh para ulama untuk menunjukkan bahwa seseorang memiliki pengetahuan yang cukup dalam suatu bidang. Sistem ini biasanya digunakan dalam bidang agama, seperti ilmu hadits, tafsir, dan fiqh. Sanad keilmuan KH Hasyim Asy’ari berasal dari sanad Jazariyah. Sanad Jazariyah merupakan salah satu sanad keilmuan yang terkenal dan dianggap sahih oleh para ulama. Sanad ini berasal dari Syekh Abu Al-Hassan Ali Ibn Muhammad Ibn Abdullah Al-Jazari, seorang ulama terkenal dari abad ke-15. Keutamaan Sanad Keilmuan Sanad keilmuan memiliki keutamaan yang sangat penting bagi para santri. Dengan memiliki sanad keilmuan, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang sahih dan mumpuni dalam bidang agama. Sanad keilmuan juga dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan kebenaran suatu informasi atau pengetahuan. Para santri di Indonesia sangat menghargai sanad keilmuan, terutama dalam bidang hadits. Sanad keilmuan hadits sangat penting karena hadits merupakan sumber utama dalam agama Islam. Dengan memiliki sanad keilmuan hadits, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang cukup tentang hadits dan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam mempelajari agama Islam. Sanad Keilmuan KH Hasyim Asy’ari dalam Bidang Tafsir Sanad keilmuan KH Hasyim Asy’ari dalam bidang tafsir berasal dari seorang ulama terkemuka bernama KH Muhammad Nawawi. Sanad ini kemudian diteruskan oleh KH Abdul Hamid dan KH Anwar Manshur. KH Hasyim Asy’ari memiliki kemampuan yang luar biasa dalam memahami Al-Quran. Beliau sering dikenal sebagai seorang ulama yang sangat ahli dalam bidang tafsir. Banyak para santri yang belajar tafsir langsung dari KH Hasyim Asy’ari. Sanad Keilmuan KH Hasyim Asy’ari dalam Bidang Fiqh Sanad keilmuan KH Hasyim Asy’ari dalam bidang fiqh berasal dari seorang ulama terkenal bernama KH Abdul Qadir Jailani. Sanad ini kemudian diteruskan oleh KH Ali Maksum dan KH Sholih Darat. Bidang fiqh merupakan salah satu bidang yang sangat penting dalam agama Islam. Dengan memiliki sanad keilmuan dalam bidang fiqh, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang cukup tentang hukum-hukum Islam dan dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memecahkan masalah-masalah agama. Keberlanjutan Sanad Keilmuan Sanad keilmuan merupakan suatu sistem yang sangat penting bagi para ulama dan santri di Indonesia. Namun, sistem ini juga rentan terhadap kepalsuan dan penyimpangan. Oleh karena itu, para ulama terus berupaya untuk menjaga keaslian sanad keilmuan dan mengembangkan sistem ini agar tetap relevan di zaman modern. Bagi para santri, memiliki sanad keilmuan adalah suatu kehormatan dan kebanggaan. Sanad keilmuan juga dapat membantu para santri dalam memperoleh pengakuan dari masyarakat sebagai seorang ulama yang mumpuni dalam bidang agama. Kesimpulan Sanad keilmuan KH Hasyim Asy’ari merupakan pengakuan dari para ulama terdahulu bahwa beliau memiliki pengetahuan yang cukup dan mumpuni di bidang agama. Sanad keilmuan ini berasal dari sanad Jazariyah dan diteruskan oleh para ulama terkemuka seperti KH Muhammad Nawawi dan KH Abdul Qadir Jailani. Sanad keilmuan sangat penting bagi para santri di Indonesia, terutama dalam bidang hadits, tafsir, dan fiqh. Dengan memiliki sanad keilmuan, seseorang dianggap memiliki pengetahuan yang sahih dan mumpuni dalam bidang agama. Sanad keilmuan juga dapat digunakan sebagai referensi untuk menentukan kebenaran suatu informasi atau pengetahuan.

sanad keilmuan kh hasyim asy ari